Apa jadinya jika semua orang sepertiku?
Hidup di atas kehidupan yang begitu dingin, tak terperi
Setiap hari adalah sama
Apa yang ku tatap hanyalah langit-langit kisah yang
penuh noda, dengan dinding-dindingnya yang lembap dan pucat
Tak ada lagi cita-cita, mimpi, ataupun ambisi
Ku anggap mereka hanyalah kelakar atas
ketidakberdayaanku dulu, yang siapapun tak boleh tahu
Ah, kini kau tahu betapa aku muak pada diri ini,
yang terlalu naif membenci realitas ini
Silakan kau tertawa selagi kau mendengar keluh kesahku, bahwa..
Musik yang kualunkan, seni yang kuindahkan, sastra
yang kuagungkan,
semata-mata oase di tengah-tengah semua kemonotonan ini
semata-mata oase di tengah-tengah semua kemonotonan ini
Ya, mereka mampu menciptakan euforia yang berujung
pada pengharapan, keyakinan, bahkan inversi dari semua itu
Sungguh, racauan ini membuatku tampak seperti
seorang pemabuk, bahkan seorang yang telah kehilangan kewarasannya
Aku ingin berhenti
Namun kata-kata ini terus meletup-letup di otakku, memaksaku mencarikan takdir yang indah untuknya...
Namun kata-kata ini terus meletup-letup di otakku, memaksaku mencarikan takdir yang indah untuknya...
No comments: